Di tengah-tengah persaingan aplikasi pesan singkat yang kian sengit,
pencetus teknologi layanan pesan instan KakaoTalk, yakni Kakao Corp
membuat keputusan mengejutkan. Aplikasi pesan singkat itu dikabarkan
melakukan aksi merger dengan perusahaan internet terbesar di Korea
Selatan, Daum.
Sebelum keputusan ini mencuat, berhembus kabar bahwa Kakao akan
melakukan Initial Public Offering (IPO) sebelum 2015. IPO itu disinyalir
akan menaikkan nilai perusahaan menjadi US$ 2 miliar.
Dikutip dari TechnoCrunch, Senin (26/5/2014),
merger berbentuk swap ekuiti ini akan membentuk entitas baru benama
Daum Kakao dengan valuasi perusahaan senilai US$ 2,9 miliar. Kedua
perusahaan itu akan mengumumkan aksi mergernya secara resmi pada 1
Oktober mendatang.
Dengan merger tersebut, Daum Kakao akan menjadi salah satu perusahaan
internet terbesar di Korea Selatan, dan memiliki positioning yang lebih
baik untuk menyaingi rivalnya Naver yang saat ini menjadi perusahaan
internet terbesar di negeri gingseng itu. Naver adalah pencipta layanan
pesan singkat Line, yang merupakan kompetitor utama dari KakaoTalk. Saat
ini Line memiliki sekitar 400 juta pengguna terdaftar, sedangkan
KakaoTalk baru 140 juta.
Berita tentang Kakao ini, melengkapi aksi merger yang dilakukan
perusahaan layanan pesan instan lainnya, seperti WhatsApp yang
diakuisisi Facebook senilai US$ 19 miliar. Begitu juga dengan raksasa
internet Jepang, Rakuten, yang mengakuisisi Viber senilai US$ 900 juta.
Dalam sebuah pernyataan, pihak Daum mengatakan, "Merger ini akan
menyolidkan bisnis utama perusahaan dan menciptakan sinergi positif."
Bagi Daum, kesepakatan ini akan memberikan kesempatan perusahaan untuk
melebarkan sayap di ranah mobile. Pasalnya, Daum tengah berjuang
menciptakan strategi mobile yang kohesif mengingat penggunanya kini
banyak menghabiskan waktu pada smartphone dan tablet.
sumber : buku marketeers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar